Perkembangan pertanian dulu hingga sekarang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.
Pertanian di Indonesia berkembang sesuai dengan pengetahuan masyarakat. Bercocok tanam secara berpindah-pindah yang pertama kali dilakukan. Kemudian berkembang menjadi sistem pertanian tradisional, dimana dalam penerapannya menggunakan pupuk organik tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida, sehingga produktifitasnya masih rendah. Dari sistem pertanian tridisional kemudian berkembang menjadi sistem pertanian konvensional. Revolusi hijau merupakan salah satu perkembangan pertanian konvensional. Produksi tanaman semakin meningkat, akan tetapi dengan adanya revolusi hijau lingkungan menjadi rusak akibat dari pemakaian bahan kimia sehingga sangat merigukan. Kemudian berkembang menjadi pertanian berkelanjutan yang berbasis agroekologi.Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin berkembang dengan pesat. Segala sesuatu akan lebih efisien apabila menggunakan teknologi. Selain dapat menghemat waktu, teknologi juga bisa membuat perkerjaan lebih cepat terselesaikan. Perkembangan terus menunjukan perubahan yang pesat. Tampak sekali saat ini perbedaan dari zaman dahulu dan sekarang contohnya pada sektor pertanian. Zaman dahulu kita masih menggunakan segala sesuatunya dengan sederhana untuk bercocok tanam, tetapi sekarang bercocok tanam pun bisa dilakukan dengan menggunakan alat-alat teknologi yang modern.
Pertanian subsisten hanya bisa memenuhi kebutuhan minimal petani oleh sebab itu pertanian subsisten secara bertahap akan digantikan ke arah agribisnis karena secara luas pertanian akan dikuasai oleh perusahaan agribisnis yang bermain secara skala besar. Perusahaan besar seperti Cargil, Syngenta, Marubeni dan lainnya kini sudah sangat mendunia dengan perusahaan berbasis pertanian. Saat ini sangat banyak sekali perusahaan berbasis pertanian yang sangat bagus dan besar dari berbagai macam negara. Itulah faktor yang mendukung pergeseran pertanian subsisten ke arah agribisnis.
Pertanian berbasis teknologi dan bioteknologi dapat kita lihat pada masa kini yaitu tanaman transgenik. Tanaman transgenik adalah tanaman yang gennya sudah dimodifikasi dengan menyisipkan gen yang bukan berasal dari tanaman tersebut, sehingga tanaman yang kita tanam dapat menghasilkan tanaman sesuai yang kita inginkan dengan gen tersebut. Hampir 50% tanaman di amerika adalah tanaman transgenik, itu artinya tanaman yang sering kita dapatkan dari impor sebagian besar juga merupakan tanaman transgenik. Itu membuktikan bahwa semakin canggihnya teknologi saat ini dan teknologi saat ini juga dapat merubah sistem pertanian menjadi lebih baik. Ada berbagai macam tanaman transgenik yang dilakukan antara lain kacang hijau transgenik, padi transgenik dan masih banyak yang lainnya.
Pertanian Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Pembangunan pertanian juga mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan:
- Skala kecil.
- Modal yang terbatas.
- Penggunaan teknologi yang masih sederhana.
- Sangat dipengaruhi oleh musim.
- Wilayah pasarnya local.
- Umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi).
- Akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah.
- Pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani.
- Masih terfokusnya pada penggunaan barang berbahan kimia.
Harapan kedepannya, ada prinsipnya petani memilih hal atau cara pintas dalam pengolahan lahannya karena pada kenyataanya pada penjualan tidak bisa seimbang dengan prosesnya. Diharapkan untuk kedepannya petani mulai memperhatikan :
- Pengurangan input bahan-bahan kimia di bandingkan pada sistem pertanian tradisional.
- Pengendalian erosi tanah dengan baik.
- Pengendalian gulma.
- Memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on farm) dan bahan-bahan input maksimum.
- Pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan nutrisi tanaman.
- Penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Selain hal di atas harapan petani untuk pemerintah juga ikut berpengaruh dalam meningkatkan pemanfaatan sumber daya, dan memfokuskan pada kegiatan penelitian unggulan secara optimal. Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan program antar kementerian dan institusi lain, khususnya kementerian pertanian dan kementerian perdagangan dengan kebutuhan pengguna. Membuat kebijakan pertanian yang berpihak kepada rakyat, lewat Meningkatkan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah ekonomi sektor pertanian. Meningkatkan kerja sama penelitian dan komersialisasinya dengan lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan swasta. Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi pertanian. Lewat teknologi dan sarana penanganan pasca panen yang mampu menjaga keawetan produk. Hal ini bertujuan agar pertanian bisa sangat maju dan berkembang sesuai dengan apa yang di cita-citakan bangsa. Disamping itu pembangunan pertanian ijuga ikut berperan penting. Di sini pembangunan yang harus di utamakan adalah pembangunan manusianya, kondisi sekarang pembangunan pertanian khususnya pangan di Indonesia saat ini terkendala pada kondisi sumber daya manusia yang mau bergerak dan mencintai pertanian lagi, dari kondisi yang ada saat ini maka kegiatan-kegiatan pengembangan pertanian harus kita dukung dengan upaya-upaya yang sangat signifikan bisa mengungkit produksi, salah satunya bahwa Indonesia harus melakukan swasembada pangan dalam 3 tahun ke depan (Padi, Jagung , Kedelai) kemudian ditambah lagi beberapa komoditas cabai, bawang, dan holtikultura lainnya serta termasuk juga daging dan tepung. Kondisi ini tentunya membutuhkan perhatian kita semua salah satu yang dihadapi saat ini adalah terbatasnya tenaga kerja, yang kedua semakin berkurangnya minat generasi muda untuk turun kedunia pertanian. Solusi yang pertama adalah bagaimana menumbuhkan minat generasi muda kembali kepada dunia pertanian, tentunya pertanian juga harus bisa mengikuti trend atau perkembangan dunia pertanian di negara-negara maju. Ditambah juga dengan di iringi modernisasi dan pertanian dengan di tambahnya teknologi teknologi yang maju dan terutama bisa mengakses tempat yang terpencil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar